Pertama kali baca di milis Delphindo (delphindo@yahoogroups.com) pagi ini setelah melihat status yahoo mesengger salah satu rekan. Berita lengkap dari infomasi ini dapat dilihat disini. Walaupun memang belakangan ini saya lebih banyak menggunakan IDE dari Microsoft (aka Microsoft Visual Studio .NET) namun tetap saja hal ini mengejutkan dan mengagetkan saya sebagai salah satu veteran pengguna produk IDE-nya Borland.

Saya mengenal bahasa pemograman Basic sejak tahun 1989 atau tepatnya sejak duduk di kelas 2 SMP. Dan compiler interpreter pertama yang saya gunakan adalah Basica. Namun setelah mengenal produk Borland, yaitu Turbo Basic 1.1 pada tahun 1991 maka saya benar-benar tidak bisa pindah kelain hati. Saya saat itu menggunakan-nya untuk membuat beberapa aplikasi kecil untuk kesenangan pribadi.

Aplikasi pertama yang saya buat dengan menggunakan Turbo Basic pada tahun 1991 adalah Sprite Editor, sebuah Editor untuk mengedit dan membuat berbagai bentuk Sprite (sebuah icon hero/musuh yang digunakan dalam game). Sprite Editor yang saya buat merupakan pengembangan dari sebuah editor sprite yang dibuat seseorang yang dimuat dalam majalah Mikrodata.

Pada tahun 1992, saya kemudian membuat Turbo Music. Sebuah editor musik dengan tampilan yang sama dengan Turbo Basic 😀 Aplikasi ini dibuat untuk menyimpan informasi nada-nada not balok dan memutarnya di PC. Karena saat itu sound card merupakan barang langka, maka pemutaran nada-nada not balok tersebut hanya mengandalkan informasi frekuensi setiap nada yang saya peroleh dari pelajaran fisika di sekolah. Ketika itu saya berandai-andai menjadikan keyboard komputer seperti keyboard MIDI. Namun dengan keterbatasan suara yang dapat dihasilkan oleh speaker komputer tentu saja outputnya sangat jauh berbeda dari harapan.

Kemudian pada tahun 1994 oleh kampus saya diperkenalkan dengan Turbo Pascal dan model structured programming-nya. Sehingga pada tahun 1995 saya membuat sebuah game pesawat tempur bertipe arcade yang saya namai X-35. Saya membuat game tersebut berkat inspirasi dari game StarFlight 2 buatan EA dan 1942 buatan Taito. Dengan mengandalkan Sprite Editor yang pernah saya buat dan animasi grafik latar serta ledakan dan juga tampilan Antar Misi yang dapat digunakan untuk meng-upgrade X-35 atau menerima misi baru membuat X-35 banyak dikomentari oleh rekan-rekan kuliah. Komentar rekan-rekan kuliah yang paling saya ingat adalah, mengapa Komandan si pilot X-35 ini dinamai Fred Isnandi ? 🙂

Walaupun sempat berpaling muka ke MS Visual Basic 3.0 di tahun 1996 dan kembali membuat sebuah game First Person Shooting dan Monopoli dengannya namun saya langsung jatuh cinta pada Borland Delphi setelah saya mencicip RAD-nya Borland Delphi 3 pada tahun 1997. Program Delphi yang pertama saya buat adalah Multiple E-mail Client Checker sederhana. Dan kemudian dua buah program saya yang menggunakan Delphi, Easy PopUp Menu serta StartUp Control (StartUp Manager), sempat menjadi salah satu freeware yang banyak didownload dan digunakan orang pada tahun 1998.

Walaupun saat ini saya lebih banyak menggunakan MS Visual C#, namun saya masih terus menggunakan Delphi dalam menyelesaikan beberapa aplikasi. Bahkan IDE Delphi 6.0 menurut saya tetap merupakan IDE terbaik. Good Bye Borland and Long Live its IDE.

4 Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *