Rumah Gn. Batu 131 yang dijual
Setelah melalui masa penawaran, hampir ditipu dan lain sebagainya, akhirnya rumah orang tua ini dibeli orang. Seminggu yang lalu pembeli tersebut telah melakukan pembayaran uang muka. Hal ini menandakan bahwa keluarga kecil saya yang telah menempati rumah tersebut selama 6 bulan ini harus segera pindah dan rumah tempat kami kehilangan Mio Chuuning kami :(. Dan mulailah kami melakukan ritual pindahan… lagi. Kali ini kami akan menempati satu kamar di rumah orang tua yang baru, di Gn. Batu 131A… yang berada persis di depan rumah yang dijual.
Istri sudah mulai membungkus dan merapikan barang-barang kami yang tidak seberapa ini sejak tanggal 4 Mei 2006. Sehingga selama seminggu ini saya pulang ke rumah yang dalam keadaan seperti kapal pecah 😀
Barang-barang yang bukan keperluan sehari-hari sudah dicicil pindah esoknya. Sementara pindahan penghuninya baru dilakukan pada pagi hari Sabtu tanggal 7 Mei 2006. Seperti biasa prosesi pindahan dilakukan dengan mengikuti adat asal kami, yaitu istri berjalan di depan memangku barang-barang keperluan keluarga dan dapur diikuti oleh saya dan anak. Hmm.. selama tidak ada acara atau hal yang menyekutukan Allah SWT sepertinya prosesi seperti ini tidak salah loh. Seluruh barang kami akhirnya berhasil dipindahkan pada hari minggu-nya. Setelah itu rumah ini menjadi kosong melompong.
Rumah Gn. Batu 131A
Di rumah orang tua yang baru ini kami menempati kamar di pojok kiri bawah. Karena tidak muat masuk dalam kamar tersebut akhirnya barang-barang kami sementara ini menempati garasi rumah.
Duh.. jadi pengen punya rumah sendiri euy…
duh sayang.. rumah dgn aura yg bagus.. sejuk.. kok dijual 🙁
duh pindah mulu…
om punya rumah dijakarta yg murmer yg mau dijual ga?
Ambil hikmahnya, yang penting kan tetep ngumpul ama keluarga 🙂
Tapi emang pengen punya rumah sendiri itu wajar sih, siapa yang gak pengen