Setelah mencoba menempati ruang kost, menumpang di Pondok Mertua Indah serta menempati rumah orang tua yang kosong hingga akhirnya sekarang kembali menumpang di Pondok Mertua Indah, keinginan untuk memiliki rumah idaman sendiri semakin bergelora. Kriteria rumah idaman setahun lalu pun masih saja berlaku hingga sekarang.
Namun mengingat kondisi keuangan dimana menabung merupakan hal yang sukar, akhirnya saya dan istri memutuskan untuk sedikit “mengalah” dalam artian menurunkan level rumah yang ingin kami beli dengan perjanjian rumah tersebut hanya untuk sementara hingga kami mampu membeli yang lebih baik.

Scouting Prospektif
Dari beberapa pamflet yang sering diperoleh istri di supermarket pilihan jatuh ke perumahan BTN Vila Mutiara Bogor (VMB). Untuk tipe 22/60, uang muka-nya tergolong terjangkau di Rp 3jt dengan cicilan tahun pertama hanya 290rb/bulan dan tahun kedua hingga seterusnya menjadi 700rb/bulan. Bila saya tidak salah, tipe ini termasuk yang disubsidi pemerintah.

Hari Kamis ( kemarin 25 Mei 2006) kemarin istri mengajak untuk melihat lokasi VMB, padahal saya masih batuk-batuk karena radang tenggorokan. Dengan menggunakan motor pinjaman adik ipar kami bergerak menuju VMB. Di tengah perjalanan kami melihat spanduk iklan perumahan Griya Soka Bogor Lake Side. Tertarik dengan embel-embel Bogor Lake Side yang merupakan salah satu perumahan mewah di bogor dan iklan-nya yang mengatakan bahwa uang muka bisa dicicil 8 kali akhirnya kami meluncur menuju kantor pemasaran-nya di Jalan Pajajaran.

Bertemu dengan marketing mereka menjelaskan beberapa keunggulan dari Griya Soka ini. Ternyata uang muka-nya bahkan bisa dicicil hingga 10-12kali. Apalagi menurut si marketing ada angkutan menuju lokasi yang berada di daerah Cimahpar dan dibelakang Bogor Lake Side. Kami tertarik terutama dengan nama besar Bogor Lake Side sehingga memutuskan untuk melihat lokasi. Dalam perjalanan kami mulai menyadari betapa jauhnya lokasi perumahaan tersebut dari “peradaban”. Saat sampai pun kami lebih kaget takkala melihat adanya jalur sutet membelah lokasi tersebut (kami agak sedikit menebak-nebak bahwa tempat itu adalah lokasi Griya dengan hanya melihat banyaknya spanduk Griya disitu). Kami juga kemudian baru mengetahui bahwa angkutan umum tidak melewati lokasi, namun berhenti hingga kurang lebih 200 meter. Walah.. bagaimana bila saya pulang malam nanti.

Akhirnya kami memutuskan untuk tetap menengok VMB. Dengan mengikuti jalur angkutan umum, kami semakin menyadari bahwa lokasi Griya itu sungguh jauh dari “peradaban”. Tak jauh dari lokasi Griya kami bertemu dengan perumahan lain, Bumi Cimahpar Asri. Kami mampir dan mengambil beberapa brosur dan pamflet. Namun mengingat lokasinya kami agak kurang tertarik.. hiks.

Lokasi VMB menurut informasi ada di sekitar jalur Cilebut membuat saya akhirnya mengambil jalan terusan kebon pedes (sejajar dengan dengan jalur KRL). Jalur ini dilalui angkutan kota yang ternyata cukup ramai. Perjalanan panjang ini sempat membuat istri kecil hati… melelahkan katanya. Saat masuk daerah stasiun Cilebut, di pertigaan kami melihat sebuah spanduk lain.. Pesona Cilebut.

Pesona Cilebut
Dari pertigaan kami mengambil arah kanan untuk menuju VMB. Namun tak lama kami sudah sampai ke lokasi Pesona Cilebut. Jaraknya benar-benar tidak jauh dari stasiun Cilebut. Lokasi masih tampak kosong, namun beberapa alat berat tampak di sana sini menandakan bahwa lokasi ini akan segera diolah. Yang ada hanya sebuah kantor pemasaran dan beberapa rumah contoh. Penasaran, akhirnya istri dan saya memutuskan untuk masuk mencari informasi.

Calon Jalan Utama Perumahan Pesona Cilebut Jalan Depan Perumahaan
Tampak ramai orang di dalamnya. Beberapa marketing sibuk menawarkan dan memberikan informasi kepada calon pembeli. Kami disambut oleh Pak Zefri Sutarta, seorang marketing yang tampaknya cukup senior. Beliau memberikan informasi mengenai harga, fasilitas dan berbagai informasi lain sebagainya. Beliau memberikan informasi berbagai tahap pengembangan perumahan ini. Beliau menekankan bahwa lokasi Pesona Cilebut hanyalah 50 meter dari stasiun Cilebut dan juga dilalui oleh angkutan umum 24 jam. Hal yang tidak ditawarkan oleh perumahan lainnya. Dan dikarenakan masih tahap awal, Pak Zefri juga menginformasikan bahwa uang muka dapat dicicil sebanyak 10 kali. Waduh.. tawaran yang sungguh menarik.

Istri di Depan Rumah Contoh 36/72 Saya di depan Rumah Contoh 45/96
Diantar oleh Pak Zefri, kami melihat-lihat rumah contoh. Ada dua rumah contoh yang tersedia sesuai tahap yang sedang dipasarkan, yaitu Tipe 36 dan Tipe 45. Ketika di dalam kami tidak merasakan panas sama sekali padahal saat itu cuaca sedang panas-panasnya.

Pak Zefri kemudian menawarkan satu-satunya lokasi yang tersisa di jalan utama. Sebuah rumah Tipe 45/120. Menurutnya, peminat terdahulu telah membatalkan pemesanan karena dia kemudian berdinas ke Belanda. Pak Zefri bahkan meng-iming-iming-i kami dengan hanya membayar 100 ribu rupiah sebagai pengikat bila berminat. Tanda jadi total seharusnya sejumlah 1jt rupiah, namun beliau memberikan keringanan bahwa sisanya dapat dibayar secepatnya. Hmm… rezeki saya dan istri-kah? Mendapat tawaran ini akhirnya kami nekat memberikan uang pengikat tersebut. Dengan menyebut Bismillah… maka kami memberikan uangnya. Ya Allah, kami akhirnya berani untuk melakukan pembelian rumah.

Lokasi Bakal Rumah Kami
Sesampainya di rumah, saya dan istri melakukan diskusi. Dengan memperhitungkan cicilan uang muka dan cicilan KPR serta membandingkan dengan kemampuan keuangan kami, kemudian menimbang lokasi dan kemungkinan perkembangan akhirnya kami memutuskan untuk melakukan pembelian rumah di Pesona Cilebut tersebut. Akhirnya pada hari Sabtu (27 Mei 2006) dengan menggunakan kereta jabotabek kami kembali menemui Pak Zefri untuk melunasi pembayaran tanda jadi. Bismillahhirohmannirrohim… akhirnya kami memiliki Rumah Kami sendiri, sederhana namun inilah bakal istana kami.

42 Comments

  1. P. Donie sy pernah niat ambil rmh dgn cicilan DP, ternyata ada masalah shg ccln dp tdk lancar dan oleh mereka dianggap batal, bisa gak ya ditarik lagi mengingat DP sdh +/- 7 jeti,Thank’s.

    adn
  2. pak isnandi, aku senanq / tertarik melihat gambar rumah yang sebelah kiri( didepan istri mas )…tolong dong pak, kirimkan gimana denah didalam….kt, km, kk, kt, dll.

    atas atensinya saya ucapkan trimakasih.

    mursaing damanik
  3. salam kenal .. saya calon penghuni pescil 2 saat ini saya butuh informasi dari para calon penghuni pescil 2 buat tukar pendapat / ngobrol barang kali ada yg bisa bantu terima kasih sebelumnya

    papa bunga
  4. waaaaaah selamat pak sudah baca bismilah beli rumah hehehehe.
    saya elavan pak surabaya, kemarin saya juga sudah DP 5juta tapi di daerah surabaya sendiri hehehe….
    saya mau menikmati masa lajang dengan punya rumah sendiri hahehehehe
    gambatte kudasai

  5. Dear All,

    Tolong bantu saya donk, niat saya mo cari rumah sudah dari awal th kami menikha, tp realisasi-nya saldo tabungan kami ga pernah bisa mencukupi – apalagi untuk hal besar ” Beli Rumah ”

    Alhamdullillah sudah ada sedikit titik terak u/ biaya-nya, tapi yg sekarang saya bingungkan – saya kerja di ciriung – cibinong (staff offc sebuah karyawan swasta) klo saya jadi ambil di PesCil – saya ada kendala dan bingung dngn rutinitas or transportasi saya u/ bekerja…

    Tolong bantu (u/rute transportasi – minimal saya naik 3x lagi angkot – turun d’jalan baru or d’pemda or d’cikaret) saya bingung s’x..

    Thank’s
    Suci

  6. ass,,salam kenal,,sy juga t’haru m’baca postingan bp,,sy dan suami jg sdh ambil dipescil 2 kami akan m’nempati blok FB2,,kamipun juga dg niat & tak henti2 b’syukur bahwa inilah istana kami nantinya,, ^_^

    nana
  7. Pingback: Pesona Cilebut | dony isnandi journal

Leave a Reply to Luthfi Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *