Pagi ini agak sedikit merepotkan. Anakku semata wayang, Fauziah, masih belum sembuh dari sakit diarenya. Sehingga aku dan istriku agak kerepotan. Ditambah pula dengan tidak masuknya baby-sitter kami. Pagi-pagi saya sudah sibuk membuat susu botol dan mengemongi anak bergantian dengan istri. Hingga akhirnya Fauziah tertidur dan sayapun bisa berangkat kantor dengan tenang.
Seperti biasa saya menumpang kereta listrik tujuan Jakarta-Kota, namun hingga stasiun depok baru saya mendengar pengumuman adanya kereta listrik dengan tujuan Tanah Abang yang akan datang di jalur yang berbeda. Berfikir bahwa turun di stasiun Sudirman (dahulu Dukuh Atas) lebih nyaman daripada turun di stasiun Cawang akhirnya saya pun pindah menggunakan kereta listrik tujuan Tanah Abang tersebut.
Sekitar satu jam kemudian sampailah saya di stasiun Sudirman. Dan tanpa fikir panjang akhirnya saya menaiki metromini 604 (640) tujuan Pasar Minggu yang sedang mengetem di depan stasiun. Saya berdiri di dekat pintu belakang dan tas dengan santai saya gendong di belakang. Saat hendak turun tiba-tiba dua orang yang sedang duduk di dekat pintu depan bergerak ke belakang. Agak heran juga mengapa orang-orang ini memilih keluar lewat pintu belakang. Namun tiba-tiba salah seorang memegang celana saya dan mengibas-gibas celana saya sambil berteriak-teriak. Begitu juga temannya yang satu lagi. Seolah ada sesuatu di celana saya. Mereka terus bergantian mengibas-gibas celana saya. Panik, karena takut bahwa mereka berniat jahat terutama hipnotis saya berusaha membebaskan diri. Seorang bapak di sebelah kiri saya tiba-tiba menarik saya untuk duduk di kursi belakang. Saat itulah saya melihat tas saya sudah terbuka semua resliting-nya. COPET. Seketika juga saya shock. Alhamdulillah saya sedang tidak membawa barang-barang berharga. Hanya dompet yang terletak di resliting dalam. Namun sekilas saya lihat tidak terbuka. Sekali lagi.. alhamdulillah. Padahal tadi malam saya sudah berniat membawa notebook.. dan alhamdulillah saya tidak membawanya. Segera saja saya turun. Masih setengah shock saya periksa keadaan tas. Dan memang tidak ada yang hilang karena memang tidak ada yang berharga. Di dalam tas saya hanya ada sebundel materi training tentang CISA IS/IT Audit, Koran Tempo, HDD Portable dan dompet. Alhamdulillah semuanya masih ada. Bahkan HDD Portable yang saya letakkan di kantong depan pun sepertinya tidak jadi diambil. Mungkin copet tersebut hanyalah mengincar HP yang alhamdulillah tidak saya bawa hari ini.
Shock… terus terang masih terbawa hingga saat saya menulis blog ini. Namun sekali lagi ini merupakan peringatan atas kelengahan saya. Anda hendak selamat di Jakarta… Jangan Pernah Lengah.

3 Comments

  1. alhamdulillah deh pak doni..memang hampir kecopetan bikin trauma..saya juga pernah ngalaminnya 2kli diangkot bogor..tp alhamdulillah allah masih menyayangi saya sebagai mahasiswi yg masih minta uang ma ortu..pesan saya..hati-hati pak..ga hanya dikereta..diangkot bogor pun sering kejadian..mahasiswa diploma byk yg dah jadi korban..hati-hati &terus waspada.oia 1lg,,jgn percaya ma org karena penampilan luar..biasanya itu copet

    fetty kurniadewi

Leave a Reply to AmiGelz Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *