Saya perhatikan beberapa mahasiswa saya di Diploma IPB dan beberapa rekan programmer sangat mengalami kesukaran dalam melakukan hal yang satu ini… Bug Hunting dan Tracking. Padahal keahlian menemukan dan membunuh si kutu yang menyebabkan program salah/error ini sangat diperlukan bagi seorang programmer.
Untuk seorang pemula, syntax error adalah kutu yang menjadi momok utama. Pembunuhan semua kutu sintaks setidaknya membuat program dapat di running dan untuk programmer pemula sangat membuat hati senang 🙂
Nah, setelah semua kutu sintaks selesai dibasmi maka program-pun mulai diperiksa kesesuaian-nya dengan fungsi atau tujuan yang diinginkan. Bila tidak sesuai maka saat itulah akan muncul kutu yang paling menyeramkan… logic error. Kutu ini sangat sukar dibasmi, dan memerlukan kesabaran, ketelitian serta ketabahan… hehe.

Berikut tips untuk membunuh kutu akibat syntax error:

  1. Baca baik-baik pesan yang ditampilkan oleh compiler
  2. Kesalahan umum pada programmer pemula di bahasa C adalah lupa memberikan tanda titik-koma (;) pada akhir baris. Cek ini terlebih dahulu
  3. Kesalahan berikutnya adalah penempatan kurung kurawal buka dan tutup yang tidak pada tempatnya atau kurang. Cek hal ini juga
  4. Kesalahan typo atau salah ketik juga merupakan kesalahan umum bilamana anda tidak menggunakan IDE modern. Periksa lah kode anda. Perhatikan huruf kapital-nya
  5. Compiler versi-versi awal biasanya tidak menjelaskan secara gamblang dimana kesalahan anda. Mereka hanya menampilkan pesan umum. So.. hapalkan pesan umum yang mungkin muncul, sehingga anda tahu apa yang harus anda lakukan bila pesan tersebut muncul
  6. IDE versi awal kadang-kadang tidak menempatkan posisi kursor persis di posisi kutu berada. Bila ini terjadi anda cukup mencari ke baris sebelumnya atau baris sesudahnya. Namun bila kesalahan adalah karena posisi kurung kurawal maka anda mungkin harus memeriksa berbaris-baris ke atas atau ke bawah

Sedangkan untuk kutu karena logic error maka tidak ada cara lain selain melakukan tracking, berikut tips yang biasa saya lakukan untuk membasmi kutu tipe ini:

  1. Lakukan prosedur penghasil kutu ini satu persatu dari awal hingga kutu dihasilkan. Catat perilaku user dan apa saja yang diinput sehingga kutu ini muncul
  2. Lokalisasi kode yang terkena kutu ini. Bila IDE yang kamu gunakan mendukung fasilitas tracking maka coba set posisi break pada baris awal fungsi yang terkena kutu.. jangan pada baris yang diidentifikasikan terkena kutu oleh IDE. Bila IDE tidak mendukung maka anda harus mencetak semua status variabel ke layar secara manual… sangat melelahkan
  3. Pantau keadaan variabel, tabel database, koneksi baris per baris dalam lokalisasi. Lakukan perhitungan manual bila diperlukan dan bandingkan nilai manual dengan nilai di setiap baris. Perbaiki bila ditemukan kesalahan
  4. Bila ternyata masih belum ditemukan juga kutunya, maka ada kemungkinan anda salah melakukan lokalisasi kode. Urut balik dan lokalisasi kode sebelum kode yang anda lokalisasi saat ini dan lakukan proses pencarian kutu kembali
  5. Bila masih juga tidak ditemukan, jangan malu-malu minta bantuan kepada senior anda, dosen atau di mailing list. Perlihatkan potongan kode anda pada mereka dan ceritakan apa yang ingin anda capai dan yang ternyata dihasilkan kode tersebut
  6. Bila sudah agak desperate, coba di komputer lain
  7. Bila kutunya masih tidak juga ditemukan, ya tidak ada cara lain selain mencoba melakukan koding ulang dan berdoa sebanyak-banyaknya 🙂

3 Comments

  1. Weh, ini kawan lama gue, pa kabar lu? gue lagi search di google soal yamaha mio baru eh muncul2 di blog elo kawan, malah gue baca si chunning elo pernah ilang, trus anak dah baekan? wah banyak amet nih gue nanya kaya wartawan 🙂

    salam buat keluarga ya

    YDJ

  2. Bugs,error disebabkan karena complicated problem. Biasanya karena technical design dan coding yg over-ambisious atau mikirnya rumit.
    Ada beberapa step yg harus diperhatikan dari life cycle:
    1. Planning
    2. Analysis
    3. Design
    4. Technical Design
    5. Developed
    6. Testing
    7. Production.

    Hati2 dengan nomor 4 (Technical Design), kalau technical designnya kacau, nomor 5 (developed) akan kacau juga. The real technical starts at #4.

    cheers
    iful

    sbahri

Leave a Reply to Yuda Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *