Pulang kantor kemarin malam hanyalah sama seperti malam-malam sebelumnya. Berjalan keluar dari gedung kantor dan naik bis kota. Sebuah rutinitas biasa yang telah saya lakukan setahun terakhir ini. Dalam bis kota akan ada kejadian rutin, Om Kondektur bergegas menagih ongkos, penumpang silih berganti naik turun serta Om kondektur yang terus menerus memaksa penumpang masuk walaupun di dalam sudah penuh sesak 🙂

Dan jangan lupa… Artis Jalanan. Pengamen dengan suara yang berantakan membuat kuping sakit, Pembaca Puisi (baik yang bernada ancaman maupun biasa) tanpa ritme, Pengemis dengan segala macam alasannya serta Para Penjual Barang. Plus bila beruntung anda akan bertemu dengan tim dengan koordinasi terbaik.. tim copet 🙂

Namun kemarin agak sedikit berbeda, bis kota yang saya tumpangi memang sedikit kosong sehingga saya memperoleh kesempatan duduk di bangku bis yang dijamin tidak pernah dicuci semenjak bis kota ini muncul tahun 1980an. Setelah pengamen dengan suara serba pas … pas-ti gak enak dan pas-ti hanya menyanyi asal … mengakhiri pertunjukkannya seseorang yang berpenampilan berbeda bergerak ke posisi “stage” (buat yang tidak pernah naik bis kota, posisi “stage” merupakan posisi strategis untuk melakukan aksi jalanan. bisa di tengah bis atau agak ke depan). Melihat penampilannya yang bersih, berbeda dengan para artis jalanan lainnya yang agak dekil atau mendekil-dekilkan diri, pada awalnya saya berpikir dia adalah penumpang lain. Namun tiba-tiba dia berbalik dan mulai memperkenalkan diri… ternyata dia juga merupakan salah satu artis jalanan.
Berpakaian bersih dengan menggunakan rompi warna coklat diapun memulai pertunjukkannya. Ternyata dia memberikan pertunjukan Ilusi. Kaget juga. Sempat lirik depan belakang… sapa tau ada kamera TV karena mengira ini mungkin “street performance”. Namun karena tidak menemukannya saya semakin yakin… dia melakukan pertunjukan Ilusi di bis kota. Walah.. ini pertama kali-nya. Menyanyi atau berpuisi dapat di tiru dengan mudah oleh artis jalanan lain… namun ilusi? wah… kudu latihan dulu euy.
Sang artis memulai dengan ilusi standard permainan sapu tangan tak lupa pengalih perhatian seperti mimik muka yang lucu serta kata-kata pengantar yang membuat tersenyum. Dilanjutkan dengan ilusi bola di tangan serta memakannya. Taklupa ilusi uang 100 rupiah menjadi 50 ribu rupiah yang kemudian dikembalikan menjadi 100 rupiah dengan kata-kata pendamping .. “uang ini berasal dari dunia gaib sehingga tidak boleh digunakan, karenanya saya kembalikan ke uang aslinya” .. 🙂 Serta diakhiri ilusi sendok bengkok yang awalnya dibuat seolah-olah gagal. Bravo mas atas hiburannya dan saya pun tidak segan-segan mengeluarkan uang untuk “membayar” hiburan beliau tersebut. Semoga artis jalanan lain meniru beliau dan jadi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *