AirAsia in Park
Sejak kenaikan harga minyak dunia yang semakin meroket muncul fenomena penerbangan murah meriah atau Low Cost Carrier (LCC). Seperti Lion, Jatayu, Batavia dan Adam Air. Kemunculan mereka membuat pemain lama di penerbangan seperti Garuda, Merpati dan Mandala kelimpungan hingga harus mengeluarkan berbagai macam jurus untuk tetap bertahan hidup. Sehingga muncullah perang tarif yang sebenarnya cukup menguntungkan bagi konsumen. Namun dengan murahnya harga tiket muncul kekhawatiran akan tingkat keselamatannya. Walaupun para maskapai tersebut berdalih bahwa mereka melakukan efisiensi dimana-mana, namun tetap saja mencurigakan. Puncaknya di tahun lalu dimana berderet kecelakaan pesawat udara menghentak Indonesia. Dan pemerintah pun mulai berbenah dengan peraturan-peraturan baru.. bahkan Lion Air sekarang sudah menggunakan pesawat terbaru dari Boeing. Bravo.
AirAsia sendiri adalah LCC dari Malaysia. Bermula dari hanya satu pesawat, sekarang mereka sudah memiliki cukup banyak armada dan hanya menggunakan pesawat-pesawat dari Airbus. Mereka-pun sudah mulai melebarkan sayap mereka hingga ke Indonesia dan mendirikan Indonesia AirAsia. Dan kemarin saya berkesempatan mencoba LCC ini.

Tiket
Tiket harus dipesan secara online dan langsung di charge ke kartu kredit kita. So kita harus punya kartu kredit deh. Beberapa fitur di online ticket ini belum aktif, salah satunya adalah asuransi. Harga tiket untuk hari yang sama bisa berbeda-beda harganya, tergantung jam penerbangannya. Biasanya yang termurah adalah penerbangan paling pagi atau penerbangan paling malam. Dan biasakan memesan jauh-jauh hari karena harganya pasti lebih murah.
Harap diperhatikan juga… harga tiket yang dipromosikan oleh AirAsia di koran-koran atau di web-nya sendiri adalah hanya harga tiketnya tok. Pada saat pemesananan, anda akan dibebankan biaya administrasi dan biaya bahan bakar. Untuk penerbangan Jakarta-Kuala Lumpur kemarin saya dikenakan IDR100ribu untuk biaya bahan bakar dan IDR60rb untuk administrasi untuk satu kali jalan, menjadi total IDR320rb.
Setelah pemesanan, kita kemudian diberikan nomor booking untuk diserahkan saat check in nanti. Saya juga dikirimi informasi pemesanan ke e-mail. Saya sendiri kemudian mencetak tiket elektronik ini. Dalam hal ini hampir tidak jauh beda dengan saat menggunakan Singapore Airlines kemarin.

Bis Udara
Daftar Menu
Nah berhubung penerbangan murah, maka biaya yang paling bisa ditekan adalah biaya dari makan di atas pesawat. Berhubung kemarin puasa so hal ini tidak bermasalah sama sekali. Bila sudah waktunya, maka pramugari dan pramugara akan mendorong kereta makan dan menawarkan makanan dari menu. Anda tinggal pilih dan bayar secara kontan. Harganya?? Jelas lebih mahal dong *grin*.
Pernak-pernik MU
Selain berjualan makanan, tugas lain para pramugara/i tersebut adalah berjualan pernak-pernik-nya Manchester United. Yup, AirAsia adalah partnert dari MU. Sehingga mereka boleh menjual beberapa barang yang mencantumkan logo MU. Harganya? Duh… lagi-lagi kudu menguras kocek cukup dalam.
Overall… gak jauh beda sama Bis AKAP (Antar Kota Antar Propinsi) yang ada pedagang asongan makanan dan cindera mata. Bedanya di AirAsia para pedagang itu menggunakan seragam yang bagus dan keren. Dan .. tentu saja minus pengamen dan peminta-minta.

Keamanan
Di dalam pesawat, saya membaca beberapa pamflet yang berisi pernyataan komitmen AirAsia terhadap keamanan penerbangan walaupun mereka adalah salah satu dari LCC. Membaca itu memang membuat saya agak sedikit tenang walaupun entah apakah itu benar-benar dilaksanakan ataukah hanya slogan sahaja.
Namun salah satu yang menarik perhatian saya adalah yang mengenai Cockpit. Di pamflet tersebut tertulis bahwa cockpit terkunci dengan keyed keypad dan cukup sukar untuk dibobol. Saat saya mencoba melirik ke depan saya memang melihatnya. Dan sepertinya selama penerbangan tidak sekalipun pramugara/i membuka pintu cockpit tersebut. Sungguh berbeda dengan saat saya menggunakan AdamAir waktu pulang dari Bali tahun lalu. Waktu itu saya melihat seorang penumpang (wanita) diijinkan masuk ke cockpit. Dan seingat saya wanita itu cukup lama berada disana. Entah apa hubungan dia dengan sang pilot atau co-pilot atau dengan AdamAir sendiri. Dan saat itu tidak ada acara kuis yang berhadiah boleh menengok cockpit deh kayanya.
FYI AirAsia tidak menempatkan tirai atau apapun yang memisahkan crew cabin dengan passengger cabin, sehingga saya bisa melihat langsung ke arah pintu cockpit.

Kuala Lumpur LCCT
LCCT Pintu Keluar
Yang patut diacungi jempol adalah disediakannya terminal khusus bagi Low Cost Carrier, dalam hal ini AirAsia, di Kuala Lumpur. Mereka menggunakan runway yang sama dengan KLIA namun beda terminal dalam hal ini saling berseberangan. Fasilitasnya sederhana… tidak jauh dengan bandara kecil di luar Jawa. Tidak ada itu yang namanya belalai yang menjulur dari bandara ke pesawat serta bis penjemput. Kita harus turun dan berjalan kaki ke terminal. Masuk ke bagian custom, serahkan paspor dan tiket kemudian keluar. Simple and Efficient.
Quiet Terminal
Tidak banyak orang berlalu lalang menawarkan berbagai macam services seperti di Soekarno-Hatta. Tidak ada sales yang menawarkan pulpen atau minyak wangi. Tidak ada tukang ojek. Tidak ada sopir taksi gelap. Yang ada hanyalah orang-orang yang memang memiliki keperluan di bandara tersebut. Teratur… hampir tidak beda jauh dengan Heathrow-nya London. Tapi entah KLIA-nya yah.. belum pernah seh *grin*.

Kalau Malaysia saja bisa harusnya Indonesia juga ya?? Mari kita tanyakan lagi pada rumput yang bergoyang yuk.
Mari kita dukung Lion, Batavia, AdamAir dan LCC lainnya dari Indonesia agar bisa berevolusi dengan baik sehingga bisa bersaing dengan AirAsia. Mungkin suatu saat mereka juga akan memiliki terminal sendiri.

4 Comments

  1. KLIA lebih asik lagi, yang pasti lebih adem dan lebih mewah. Sebelum ada LCCT air-asia masuk KLIA juga.
    Oh ya, sebenarnya dari LCCT bisa ke KLIA naik shuttle bis (blom pernah coba, tapi ada kok pengumumannya).

    Di Indonesia, mungkin harus dimulai dengan menghargai diri sendiri baru bisa menghargai konsumen

    halah, sok diplomatis gw 🙂

  2. Good blog. I got a lot of great data. I’ve been keeping an eye on this stuff for a while. It’s interesting how it keeps changing, yet some of the core elements remain the same. Have you seen much change since Google made their most recent acquisition in the domain?

  3. Took me time to read all the comments, but I genuinely enjoyed the article. It proved to become extremely beneficial to me and I am positive to all of the commenters here! It is constantly nice whenever you can not only be informed, but additionally entertained! I’m sure you had enjoyment writing this post.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *