RapidKL Logo
Seminggu ini saya selalu dikawal oleh Office Manager. Tapi tentu saja kawalan ini tidak bisa untuk selamanya, kemungkinan hanya hingga Stage 2 dari EP saya selesai. Sementara saya mencari kendaraan yang bisa saya sewa atau bahkan beli serta mencari lokasi apartemen yang dapat digunakan oleh saya dan keluarga.
Hari ini akhirnya saya memutuskan untuk mencoba angkutan bus. So malam dan paginya saya melakukan survey jalur di internet. Cukup banyak informasi yang tersedia sehingga saya merasa cukup pede untuk menggunakan moda angkutan bus ke CyberJaya nih.

Jam 10 pagi waktu Selangor, saya menuju halte bus yang berada di depan hotel. Disana ada informasi jalur bus dari RapidKL yang melewati halte. Ternyata hanya ada dua dan agak sedikit berbeda dari apa yang saya pelajari di internet. Setelah memperhatikan dan mempelajari lagi akhirnya saya putuskan untuk merubah rencana jalur yang saya gunakan.
Menunggu cukup lama muncullah bus RapidKL. Saya naik dan bayar 2RM. Supir memberikan saya tanda terima dengan cetakan besar UTAMA dan tanggal 12 Januari 2008. Ini adalah tiket harian, saya bisa naik bus RapidKL yang memiliki kode U berapa kalipun tanpa akan diminta bayaran dengan hanya menunjukkan tiket ini. Saya juga melihat adanya alat Touch’nGo. Oh.. jadi ingat kartu Oyster di London yang juga bisa digunakan untuk subway, bus dan LRT.
Tidak ada jalur khusus seperti Busway di Jakarta dan yang paling parah tidak adanya petunjuk kita sudah berada di halte apa. Sialnya lagi adalah tidak adanya plang nama halte. Wah… Malaysia harus mencontoh Indonesia neh tentang hal ini. Di Indonesia kan nama halte disebutkan secara elektronik kalau di Busway (bila supirnya tidak lupa menekan tombol) atau diteriakkan oleh kondektur. Setidaknya tidak akan membuat bingung pengguna angkutan pertama seperti saya. Akibatnya jelas, saya terlewat beberapa halte dari halte yang saya tuju.
Saya terpaksa menyeberang jalan karena harus berbalik arah. Kembali menunggu cukup lama di bawah terik panas matahari. Kali ini saya berhati-hati dan sangat waspada memperhatikan setiap halte. Saya bahkan nekad turun untuk membaca informasi jalur bus di setiap halte dan naik kembali bus itu saat ternyata itu bukan halte yang saya tuju. Setelah beberapa kali menyusuri halte demi halte akhirnya saya memperoleh kesimpulan bahwa jalur yang saya ambil itu salah total 😀
So.. berhubung sudah capek, lelah, kehausan dan sakit punggung (karena gendong HP Pavilion dv2000 saya) akhirnya saya memutuskan untuk pulang ke The Summit USJ Hotel. Tapi lumayanlah.. keliling dan naik turun bus cuman hanya bermodal RM2.
Besok coba jalur lain ahhh…

3 Comments

  1. Selamat menjadi TKI sekaligus mahasiwa. Tergantung situasi, kalo ada grebegan bilang mahasiwa. Kalo pembagian sembako gratis, “Saya TKI dari Indonesiaaaaaa….”. hik..hik ….

    Pak DSB Santoso

Leave a Reply to salman nano Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *