DIY: Import Barang Elektronik Ke Malaysia

Meng-import barang elektronik ke Malaysia itu ternyata gampang-gampang susah. Gampang-nya adalah karena semua prosedur jelas, namun biaya dan waktu yang harus kita korbankan untuk mengurusnya itu yang kadangkala jadi pertanyaan. Principal di Eropa mengirimkan beberapa mobile phones ke kantor di Malaysia untuk keperluan testing dan pengembangan produk dengan menggunakan Fedex …

DiGi Prepaid

Dari kantor memang saya diberi SIM card dari provider Maxis lengkap dengan fitur Internet Unlimited. Namun untuk urusan keluarga saya memutuskan untuk membeli kartu lain untuk saya dan istri. Melalui berbagai pertimbangan terutama perhitungan tarif IDD akhirnya saya memutuskan untuk menggunakan DiGi. DiGi dominan warna kuning. Iklan DiGi di media …

Pizza Hut Malaysia

Karena penasaran, akhirnya kemarin sore kami memesan Pizza Hut secara online. Awal pemesanan berakhir dengan disaster karena adanya gangguan saat link antara Maybank Online dan Pizza Hut Online. Setelah itu online order dengan permintaan delivery selalu ditolak karena saat dilakukan di rumah kami sedang hujan lebat… tampaknya webmaster Pizza Hut …

Walah, Air Kemana Nih?

Aduh, belum seminggu disini kami sudah menghadapi krisis air. Tanpa sebab musabab yang jelas (atau karena kita tidak tahu), kemarin air di tempat cuci dapur tidak keluar sama sekali sejak pagi hari. Yang bikin bingung adalah air tetap keluar dari kamar mandi sehingga kami masih bisa mandi dengan normal … …

Syukuran dan Selamatan Pindahan di Ciomas Grande Bogor

Hari Sabtu tanggal 5 April 2008 kemarin akhirnya kami melaksanakan acara Selamatan. Acara gabungan antara selamatan dan syukuran jadinya rumah kami di Ciomas Grande Bogor serta pindahnya kami sekeluarga ke Malaysia. Sebelum acara dimulai, pagi hari saya menyempatkan diri untuk menengok rumah kami itu. Cukup puas melihat hasilnya. Sangat berbeda …

Touch ‘n Go Card

Tadi siang di KL Sentral akhirnya saya menyempatkan diri untuk membeli kartu Touch ‘n Go. Kartu magnetis yang dapat digunakan untuk pembayaran bus, LRT, Tol dan beberapa hal lainnya. Yah, tidak jauh bedalah dengan kartu Oyster di London dulu. Untuk kartunya saya dikenakan biaya senilai RM10 (kurang lebih Rp 30.000) …